Tuesday, January 13, 2015

Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Beasiswa


Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Beasiswa

Pagi sobat, disini saya akan mengeshare contoh jurnal "Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Beasiswa". Kurang lebihnya seperti berikut


1.  PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Kemajuan  yang  sangat  pesat  di  bidang  teknologi,  terutama  teknologi informasi komputer, mendorong  munculnya  inovasi  baru  dalam  penyajian  informasi untuk  memenuhi  kebutuhan  informasi.  Sistem  yang  menyajikan  atau  menyediakan informasi bagi kepentingan manajemen baik secara level manajemen maupun fungsi manajemen,  dengan  dibantu  atau  menggunakan  perangkat  elektronik  digital atau komputer yang disebut dengan Computer Based Information System (CBIS). Salah satu aplikasi CBIS yang mendukung dalam pengambilan keputusan adalah Decision
Support System (DSS).
Aplikasi  DSS  menggunakan  data,  memberikan  antar  muka  pengguna  yang mudah,  dan  dapat  menggabungkan  pemikiran  pengambil  keputusan.  DSS  lebih ditujukan  untuk  mendukung  menejemen  dalam  melakukan  pekerjaan  yang  bersifat analitis dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. DSS tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikan pengambilan keputusan, tetapi  memberikan  perangkat  interaktif  yang  memungkinkan  pengambil  keputusan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan model- model yang tersedia. Aplikasi DSS banyak digunakan dalam berbagai bidang karena dibangun untuk mendukung solusi terhadap suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang, di antaranya  dalam  bidang  pendidikan  DSS  digunakan  untuk  penentuan  penerima beasiswa. 

KEPUTUSAN  PENENTUAN  PENERIMA  BEASISWA  KURANG  MAMPU  DI  KALANGAN MAHASISWA
2.  LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1  Pengertian Sistem
Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem,  yaitu  yang menekankan  pada  prosedurnya  dan  yang  menekankan  pada  komponen  atau elemennya.Pendekatan  sistem  yang  lebih  menekankan  pada  prosedur  mendefinisiskan sistem  sebagai  berikut  :  “ Suatu  jaringan  kerja  dari  prosedur–prosedur  yang  saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu batasan yang tertentu”. Sedangkan  pendekatan  sistem  yang  lebih  menekankan  pada  komponen  atau elemen mendefinisikan sistem sebagai berikut : “ Kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.Beberapa  penulis  banyak  yang  menggunakan  pendekatan  komponen  dalam memberikan  definisi  sistem.  Kedua  kelompok  definisi  ini  adalah  benar  dan  tidak bertentangan,  yang  berbeda  adalah  cara  pendekatannya. Pendekatan  sistem  yang merupakan  kumpulan  dari  elemen-elemen  atau  komponen-komponen  merupakan definisi yang lebih luas. Definisi ini lebih banyak diterima, karena kenyataannya suatu sistem dapat terdiri dari  beberapa  sub  sistem  atau  sistem-sistem  bagian.  Pendekatan  sistem  yang menekankan  pada  komponen  akan  lebih  mudah  dalam  mempelajari  suatu  sistem untuk tujuan analisis dan perancangan suatu sistem. Menganalisis dan merancang suatu sistem, analis dan perancang sistem harus mengerti  terlebih  dahulu  mengenai  komponen-komponen  atau  elemen-elemen  dari sistem  tersebut,  meskipun  sudah  dirancang  dengan  baik,  efisien  dan  sederhana, sistem tetap tidak akan berguna jika komponen-komponen tidak saling bekerja sama.
2.1.2 Karakteristik Sistem
Suatu  sistem  mempunyai  karakteristik  atau  sifat-sifat  tertentu.  Adapun  karakteristik
tersebut diantaranya:
1.  Komponen
Suatu  sistem  terdiri  dari  sejumlah  komponen  yang  saling  berinteraksi  yang  artinya saling  bekerja  sama  membentuk  satu-kesatuan  yang  utuh  sehingga  dapat memberikan suatu informasi yang bermanfaat.
2.  Batasan
Suatu yang membatasi antara sistem yang satu dengan sistem yang lain atau antara suatu sub sistem dengan sub sistem lain.
Batasan tersebut dapat berupa :
1.  Peralatan yang digunakan
2.  Biaya-biaya
3.  Lingkungan Luar
Apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat merugikan dan dapat juga bersifat menguntungkan sistem.
4.  Penghubung
Media penghubung antara sub sistem dengan sub sistem lainnya. 
5.  Masukan
Energi  yang  dimasukkan  kedalam  sistem  untuk  diolah  yang  akan  menghasilkan keluaran.
Masukan dapat berupa:
a.  Masukan perawatan
b.  Masukan sinyal
6.  Proses
Proses  tidak  terlepas  dari  elemen  kelima  yaitu  masukan,  proses  berfungsi  untuk pemrosesan  terhadap  masukan  sehingga  menjadi  informasi  yang  sesuai  denagn kebutuhan organisasi
7.  Keluaran
Merupakan tujuan akhir dari sebuah sistem, sebagai contoh berupa informasi.
8.  Tujuan
Suatu  sistem  pasti  mempunyai  tujuan  kalau  suatu  sistem  tidak  mempunyai  tujuan maka  operasi  sistem  tidak  akan  ada  gunanya.  Suatu  sistem  dikatakan  berhasil  bila mengenai tujuan.
2.1.3 Pengertian Sistem Penunjang Keputusan
Sistem Penunjang Keputusan (SPK) adalah  sistem berbasis komputer interaktif, yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan data dan berbagai model  untuk  memecahkan  masalah-masalah  tidak  terstruktur  (Scott  Morton,  1971 dalam  Turban  et  al,  2005).  Menurut  (Keen  et  al,  1978  dalam  Turban  et  al,  2005) sistem  penunjang  keputusan  memadukan  sumber  daya  intelektual  dari  individu dengan  kapabilitas  komputer  untuk  meningkatkan  kualitas  keputusan.  SPK  adalah sistem  pendukung  berbasis  komputer  bagi  para  pengambil  keputusan  manajemen yang menangani masalah-masalah tidak terstruktur.
2.1.4 Konsep Dasar Sistem Penunjang Keputusan
Sistem Penunjang Keputusan (SPK) mulai dikembangkan pada tahun 1960-an, tetapi  istilah  sistem  penunjang  keputusan  itu  sendiri  baru  muncul  pada  tahun  1971, yang diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Micheal S.Scott Morton, keduanya adalah profesor di MIT. Hal itu mereka lakukan dengan tujuan untuk menciptakan kerangka kerja  guna  mengarahkan  aplikasi  komputer  kepada  pengambilan  keputusan manajemen. Sementara  itu,  perintis  sistem  penunjang  keputusan  yang  lain  dari  MIT,  yaitu Peter G.W. Keen yang bekerja sama dengan Scott Morton telah  mendefenisikan tiga tujuan yang harus dicapai oleh sistem penunjang keputusan, yaitu:  
1.  Sistem  harus  dapat  membantu  manajer  dalam  membuat  keputusan  guna memecahkan masalah semi terstruktur.
2.  Sistem harus dapat mendukung manajer,bukan mencoba menggantikannya.
3.  Sistem  harus  dapat  meningkatkan  efektivitas  pengambilan  keputusan manajer.
Tujuan-tujuan tersebut mengacu pada tiga prinsip dasar sistem pendukung keputusan (Kadarsah, 1998 dalam Oetomo, 2002), yaitu:
1.  Struktur  masalah  :  untuk  masalah  yang  terstruktur,  penyelesaian  dapat dilakukan  dengan  menggunakan  rumus-rumus  yang  sesuai,  sedangkan  untuk masalah  terstruktur  tidak  dapat  dikomputerisasi.  Sementara  itu,  sistem pendukung keputusan dikembangkan khususnya untuk menyelesaikan masalah yang semi-terstruktur.
2.  Dukungan  keputusan  :  sistem  pendukung  keputusan  tidak  dimaksudkan untuk  menggantikan  manajer,  karena  komputer  berada  di  bagian  terstruktur, sementara manajer berada dibagian tak terstruktur untuk memberikan penilaian dan  melakukan  analisis.  Manajer  dan  komputer  bekerja  sama  sebagai  sebuah tim pemecah masalah semi terstruktur.
3.  Efektivitas  keputusan  :  tujuan  utama  dari  sistem  penunjang  keputusan bukanlah  mempersingkat waktu  pengambilan  keputusan,  tetapi  agar  keputusan yang dihasilakn dapat lebih baik.


2.1.5 Karakteristik dan Kemampuan DSS


  1. DSS memberi dukungan bagi pengambil keputusan untuk menyelesaikan
  2. Masalah yang semi terstruktur atau tidak terstruktur.
  3. Mendukung berbagai tingkatan manajemen yang berbeda.
  4. Untuk individu dan juga bagi kelompok orang.
  5. Untuk keputusan yang berurutan atau saling berkaitan.
  6. Mendukung berbagai fase pengambilan keputusan, intelligence, design,
  7. choice dan implementation.
  8. Mendukung pengambilan keputusan dan style yang berbeda-beda.
  9. DSS dapat beradaptasi sepanjang masa  (sehingga pengambil keputusan harus reaktif) dan fleksibel.
  10. Mudah digunakan.
  11. Mengutamakan efektifitas daripada efisiensi .
  12. Pengambil  keputusan memiliki kontrol menyeluruh terhadap semua langkah proses pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah.
  13. DSS secara khusus ditujukan untuk mendukung dan tak menggantikan pengambil keputusan.
  14. DSS mengarah pada pembelajaran, yaitu mengarah pada kebutuhan baru dan penyempurnaan system.
  15. User/pengguna harus mampu menyusun sendiri sistem yang sederhana.
  16.  DSS biasanya mendaya gunakan berbagai model (standar atau sesuai keinginan user) dalam menganalisis berbagai keputusan.
  17.  DSS dalam pengembangannya dilengkapi dengan komponen knowledge yang bisa memberikan solusi yang efisien dan efektif.
3.  PERANCANGAN SISTEM


3.1  Arsitektur  Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Penerima Beasiswa Kurang Mampu di Kalangan Mahasiswa.


4. RANCANGAN SISTEM
4.1  Desain Database
Desain  database  digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan tabel-tabel yang diperlukan oleh sistem dan juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi isi dan struktur dari tiap-tiap tabel yang telah didefinisikan secara umum. Secara keseluruhan ada 3 tabel yang dibuat untuk tujuan dan kegunaan yang berbeda, yaitu:



a.  Tabel Mahasiswa,

berisi data - data mahasiswa yang akan diproses. Struktur tabelnya seperti terlihat pada tabel 1 dengan NIM sebagai primary key.



4.2  Desain Fungsi Keanggotaan
Pada kasus ini, setiap variabel fuzzy menggunakan fungsi keanggotaan bahu dan segitiga sebagai pendekatan untuk memperoleh nilai  derajat keanggotaan dalam  suatu  himpunan fuzzy.
a.  Variabel gaji,  dibagi menjadi 3 himpunan
Fuzzy, yaitu RENDAH, SEDANG dan TINGGI. Himpunan fuzzy RENDAH dan TINGGI menggunakan pendekatan fungsi keanggotaan yang berbentuk bahu, sedangkan himpunan  fuzzy  SEDANG menggunakan pendekatan fungsi keanggotaan berbentuk segitiga.

Variabel Gaji

b.  Variabel IPK,  dibagi menjadi 3 himpunan


fuzzy, yaitu CUKUP, BAIK dan BAIK SEKALI. Himpunan  fuzzy  CUKUP dan BAIK SEKALI menggunakan pendekatan fungsi keanggotaan yang berbentuk bahu, sedangkan himpunan  fuzzy  BAIK menggunakan pendekatan fungsi keanggotaan berbentuk segitiga.
Variabel IPK
4.3 DFD Level 0 Sistem Perekomendasian
Pada DFD level 0 ini terdapat 3 proses utama yaitu melakukan  input  dan  edit,  fuzzy, query, membuat laporan.



5. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil pengujian aplikasi ini, maka dapat dibuat kesimpulan antara lain:
a.  Metode logika fuzzy dapat digunakan sebagai pilihan  untuk  menyelesaikan permasalahan ketidak pastian penentuan 
b.  Proses untuk menentukan kelayakan mahasiswa dalam mendapatkan beasiswa lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan cara manual.
Sistem yang dibuat terdapat kelebihan serta kekurangan antara lain adalah sebagai berikut :
a.  Kelebihan
1.  Dapat menghemat waktu dalam proses penetuan penerima beasiswa.
2.  Meminimalkan tingkat kesalahan pada proses pengambilan keputusan dalam penentuan siswa yang memperoleh beasiswa.
3.  Tata letak dari program diatur sedemikian rupa sehingga mudah untuk dimengerti.
4.  Bentuk output dibuat sedemikian rupa sehingga mudah diterima, mudah dibaca dan dapat dilihat isinya dengan cepat.
b.  Kekurangan
1.  Dalam proses penilaian kriteria di lakukan satu persatu tidak bisa bersamaan.

2.  Sistem tidak menampilkan data siswa secara keseluruhan.


Kurang lebihnya seperti itu atau bisa download PDFnya sebagai referensi :)

0 comments:

Post a Comment