Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Beasiswa
Pagi sobat, disini saya akan mengeshare contoh jurnal "Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Beasiswa". Kurang lebihnya seperti berikut
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemajuan yang
sangat pesat di
bidang teknologi, terutama
teknologi informasi komputer, mendorong
munculnya inovasi baru
dalam penyajian informasi untuk memenuhi
kebutuhan informasi. Sistem
yang menyajikan atau
menyediakan informasi bagi kepentingan manajemen baik secara level
manajemen maupun fungsi manajemen,
dengan dibantu atau
menggunakan perangkat elektronik
digital atau komputer yang disebut dengan Computer Based Information System (CBIS). Salah satu aplikasi CBIS
yang mendukung dalam pengambilan keputusan adalah Decision
Support System (DSS).
Aplikasi DSS
menggunakan data, memberikan
antar muka pengguna
yang mudah, dan dapat
menggabungkan pemikiran pengambil
keputusan. DSS lebih ditujukan untuk
mendukung menejemen dalam
melakukan pekerjaan yang
bersifat analitis dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan
kriteria yang kurang jelas. DSS tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikan
pengambilan keputusan, tetapi
memberikan perangkat interaktif
yang memungkinkan pengambil
keputusan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan model- model
yang tersedia. Aplikasi DSS banyak digunakan dalam berbagai bidang karena
dibangun untuk mendukung solusi terhadap suatu masalah atau untuk mengevaluasi
suatu peluang, di antaranya dalam bidang
pendidikan DSS digunakan
untuk penentuan penerima beasiswa.
KEPUTUSAN PENENTUAN
PENERIMA BEASISWA KURANG
MAMPU DI KALANGAN MAHASISWA
2. LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Sistem
Terdapat dua
kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem, yaitu
yang menekankan pada prosedurnya
dan yang menekankan
pada komponen atau elemennya.Pendekatan sistem
yang lebih menekankan
pada prosedur mendefinisiskan sistem sebagai
berikut : “ Suatu
jaringan kerja dari prosedur–prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu batasan yang tertentu”. Sedangkan pendekatan
sistem yang lebih
menekankan pada komponen
atau elemen mendefinisikan sistem sebagai berikut : “ Kumpulan dari
elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.Beberapa penulis
banyak yang menggunakan
pendekatan komponen dalam memberikan definisi
sistem. Kedua kelompok
definisi ini adalah
benar dan tidak bertentangan, yang
berbeda adalah cara
pendekatannya. Pendekatan
sistem yang merupakan kumpulan
dari elemen-elemen atau
komponen-komponen merupakan
definisi yang lebih luas. Definisi ini lebih banyak diterima, karena kenyataannya
suatu sistem dapat terdiri dari
beberapa sub sistem
atau sistem-sistem bagian.
Pendekatan sistem yang menekankan pada
komponen akan lebih
mudah dalam mempelajari
suatu sistem untuk tujuan analisis
dan perancangan suatu sistem. Menganalisis dan merancang suatu sistem, analis
dan perancang sistem harus mengerti
terlebih dahulu mengenai
komponen-komponen atau elemen-elemen
dari sistem tersebut, meskipun
sudah dirancang dengan
baik, efisien dan
sederhana, sistem tetap tidak akan berguna jika komponen-komponen tidak
saling bekerja sama.
2.1.2 Karakteristik Sistem
Suatu sistem
mempunyai karakteristik atau
sifat-sifat tertentu. Adapun
karakteristik
tersebut diantaranya:
1. Komponen
Suatu sistem
terdiri dari sejumlah
komponen yang saling
berinteraksi yang artinya saling bekerja
sama membentuk satu-kesatuan
yang utuh sehingga
dapat memberikan suatu informasi yang bermanfaat.
2. Batasan
Suatu yang
membatasi antara sistem yang satu dengan sistem yang lain atau antara suatu sub
sistem dengan sub sistem lain.
Batasan tersebut dapat berupa :
1. Peralatan yang digunakan
2. Biaya-biaya
3. Lingkungan Luar
Apapun di luar batas dari sistem
yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat
merugikan dan dapat juga bersifat menguntungkan sistem.
4. Penghubung
Media
penghubung antara sub sistem dengan sub sistem lainnya.
5. Masukan
Energi yang
dimasukkan kedalam sistem
untuk diolah yang
akan menghasilkan keluaran.
Masukan dapat berupa:
a. Masukan perawatan
b. Masukan sinyal
6. Proses
Proses tidak
terlepas dari elemen
kelima yaitu masukan,
proses berfungsi untuk pemrosesan terhadap
masukan sehingga menjadi
informasi yang sesuai
denagn kebutuhan organisasi
7. Keluaran
Merupakan
tujuan akhir dari sebuah sistem, sebagai contoh berupa informasi.
8. Tujuan
Suatu sistem
pasti mempunyai tujuan
kalau suatu sistem
tidak mempunyai tujuan maka
operasi sistem tidak
akan ada gunanya.
Suatu sistem dikatakan
berhasil bila mengenai tujuan.
2.1.3 Pengertian Sistem Penunjang Keputusan
Sistem
Penunjang Keputusan (SPK) adalah sistem
berbasis komputer interaktif, yang membantu para pengambil keputusan untuk
menggunakan data dan berbagai model
untuk memecahkan masalah-masalah tidak
terstruktur (Scott Morton,
1971 dalam Turban et
al, 2005). Menurut
(Keen et al,
1978 dalam Turban
et al, 2005) sistem penunjang
keputusan memadukan sumber
daya intelektual dari
individu dengan kapabilitas komputer
untuk meningkatkan kualitas
keputusan. SPK adalah sistem
pendukung berbasis komputer
bagi para pengambil
keputusan manajemen yang
menangani masalah-masalah tidak terstruktur.
2.1.4 Konsep Dasar Sistem Penunjang Keputusan
Sistem
Penunjang Keputusan (SPK) mulai dikembangkan pada tahun 1960-an, tetapi istilah
sistem penunjang keputusan
itu sendiri baru
muncul pada tahun
1971, yang diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Micheal
S.Scott Morton, keduanya adalah profesor di MIT. Hal itu mereka lakukan
dengan tujuan untuk menciptakan kerangka kerja
guna mengarahkan aplikasi
komputer kepada pengambilan
keputusan manajemen. Sementara
itu, perintis sistem
penunjang keputusan yang lain dari
MIT, yaitu Peter G.W. Keen yang
bekerja sama dengan Scott Morton telah
mendefenisikan tiga tujuan yang harus dicapai oleh sistem penunjang
keputusan, yaitu:
1. Sistem
harus dapat membantu
manajer dalam membuat
keputusan guna memecahkan masalah
semi terstruktur.
2. Sistem harus dapat mendukung manajer,bukan
mencoba menggantikannya.
3. Sistem
harus dapat meningkatkan
efektivitas pengambilan keputusan manajer.
Tujuan-tujuan tersebut mengacu
pada tiga prinsip dasar sistem pendukung keputusan (Kadarsah, 1998 dalam Oetomo,
2002), yaitu:
1. Struktur
masalah : untuk
masalah yang terstruktur,
penyelesaian dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus-rumus yang
sesuai, sedangkan untuk masalah
terstruktur tidak dapat
dikomputerisasi. Sementara itu,
sistem pendukung keputusan dikembangkan khususnya untuk menyelesaikan
masalah yang semi-terstruktur.
2. Dukungan
keputusan : sistem
pendukung keputusan tidak
dimaksudkan untuk
menggantikan manajer, karena
komputer berada di
bagian terstruktur, sementara
manajer berada dibagian tak terstruktur untuk memberikan penilaian dan melakukan
analisis. Manajer dan
komputer bekerja sama
sebagai sebuah tim pemecah
masalah semi terstruktur.
3. Efektivitas
keputusan : tujuan
utama dari sistem
penunjang keputusan bukanlah mempersingkat waktu pengambilan
keputusan, tetapi agar keputusan
yang dihasilakn dapat lebih baik.
2.1.5 Karakteristik dan Kemampuan DSS
- DSS
memberi dukungan bagi pengambil keputusan untuk menyelesaikan
- Masalah
yang semi terstruktur atau tidak terstruktur.
- Mendukung
berbagai tingkatan manajemen yang berbeda.
- Untuk
individu dan juga bagi kelompok orang.
- Untuk
keputusan yang berurutan atau saling berkaitan.
- Mendukung
berbagai fase pengambilan keputusan, intelligence, design,
- choice
dan implementation.
- Mendukung
pengambilan keputusan dan style yang berbeda-beda.
- DSS
dapat beradaptasi sepanjang masa
(sehingga pengambil keputusan harus reaktif) dan fleksibel.
- Mudah
digunakan.
- Mengutamakan
efektifitas daripada efisiensi .
- Pengambil keputusan memiliki kontrol menyeluruh
terhadap semua langkah proses pengambilan keputusan dalam menyelesaikan
masalah.
- DSS
secara khusus ditujukan untuk mendukung dan tak menggantikan pengambil
keputusan.
- DSS
mengarah pada pembelajaran, yaitu mengarah pada kebutuhan baru dan
penyempurnaan system.
- User/pengguna
harus mampu menyusun sendiri sistem yang sederhana.
- DSS biasanya mendaya gunakan berbagai
model (standar atau sesuai keinginan user) dalam menganalisis berbagai
keputusan.
- DSS dalam pengembangannya dilengkapi
dengan komponen knowledge yang bisa memberikan solusi yang efisien dan
efektif.
3. PERANCANGAN SISTEM
3.1 Arsitektur Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Penerima
Beasiswa Kurang Mampu di Kalangan Mahasiswa.
4. RANCANGAN SISTEM
4.1 Desain
Database
Desain database
digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan tabel-tabel yang diperlukan
oleh sistem dan juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi isi dan struktur dari
tiap-tiap tabel yang telah didefinisikan secara umum. Secara keseluruhan ada 3
tabel yang dibuat untuk tujuan dan kegunaan yang berbeda, yaitu:
a. Tabel Mahasiswa,
berisi data - data
mahasiswa yang akan diproses. Struktur tabelnya seperti terlihat pada tabel 1
dengan NIM sebagai primary key.
4.2 Desain
Fungsi Keanggotaan
Pada kasus ini, setiap variabel fuzzy menggunakan fungsi keanggotaan
bahu dan segitiga sebagai pendekatan untuk memperoleh nilai derajat keanggotaan dalam suatu
himpunan fuzzy.
a. Variabel gaji, dibagi menjadi 3 himpunan
Fuzzy, yaitu RENDAH, SEDANG dan TINGGI. Himpunan fuzzy RENDAH dan TINGGI
menggunakan pendekatan fungsi keanggotaan yang berbentuk bahu, sedangkan
himpunan fuzzy SEDANG menggunakan pendekatan fungsi
keanggotaan berbentuk segitiga.
Variabel Gaji
b. Variabel IPK, dibagi menjadi 3 himpunan
fuzzy, yaitu CUKUP, BAIK dan BAIK SEKALI. Himpunan fuzzy
CUKUP dan BAIK SEKALI menggunakan pendekatan fungsi keanggotaan yang
berbentuk bahu, sedangkan himpunan
fuzzy BAIK menggunakan pendekatan
fungsi keanggotaan berbentuk segitiga.
Variabel
IPK
4.3 DFD Level 0 Sistem
Perekomendasian
Pada DFD level 0 ini terdapat 3 proses utama yaitu melakukan input
dan edit, fuzzy, query, membuat laporan.
5. Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan dan hasil pengujian aplikasi ini, maka dapat dibuat kesimpulan
antara lain:
a. Metode logika fuzzy dapat digunakan sebagai
pilihan untuk menyelesaikan permasalahan ketidak pastian
penentuan
b. Proses untuk menentukan kelayakan mahasiswa
dalam mendapatkan beasiswa lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan cara
manual.
Sistem yang dibuat terdapat kelebihan serta kekurangan antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Kelebihan
1. Dapat menghemat waktu dalam
proses penetuan penerima beasiswa.
2. Meminimalkan tingkat kesalahan pada proses
pengambilan keputusan dalam penentuan siswa yang memperoleh beasiswa.
3. Tata letak dari program
diatur sedemikian rupa sehingga mudah untuk dimengerti.
4. Bentuk output dibuat sedemikian rupa sehingga
mudah diterima, mudah dibaca dan dapat dilihat isinya dengan cepat.
b. Kekurangan
1. Dalam proses penilaian
kriteria di lakukan satu persatu tidak bisa bersamaan.
2. Sistem tidak menampilkan data
siswa secara keseluruhan.
Kurang lebihnya seperti itu atau bisa download PDFnya sebagai referensi :)