Friday, July 5, 2019

MATAHARIKU

Aku mendorong pintu kelas perlahan-lahan sambil berharap aku akan menjadi orang yang datang pertama hari ini. Sial !!. padahal aku sudah berangkat cukup pagi hari ini, jam di depan kelas masih menunjukkan pukul 06.02, 28 menit lagi sebelum pelajaran pertama dimulai. Namun, dari sudut mataku aku menangkap sosokmu diujung ruang. Aku menggerutu dalam hati “apakah kamu tidak pernah pulang ?”
Dengan kesal aku menuju tempat dudukku yang tepat berada ditengah ruangan kelas. Kesalku yang pertama jelas karena aku lagi-lagi gagal datang pertama ke kelas, sedangkan kesalku yang kedua diakibatkan karena sudah seminggu ini aku masih tidak punya keberanian bertanya padamu apa yang menjadi alasanmu berubah drastis seperti ini. Kamu yang dulunya termasuk salah satu orang yang paling rapi malah terlihat sangat lusuh dan terlihat seperti tidak pernah mandi, rambutmu yang acak-acakan dan sudah tidak bisa disisir, sepertinya. Serta wajahmu yang muram serta tidak bersahabat. Teramat kontras dengan penampilanmu seminggu lalu yang gambarannya mulai hilang difikiranku karena perubahanmu seminggu ini.
Namun, aku tahu bahwa semua perubahan ini hanyalah pengekspresian luka yang teramat dalam. Aku sudah memantapkan hati dan mengumpulkan keberanian untuk sekedar bertanya perihal apa yang membebanimu seminggu ini. Tetapi entah kenapa lidahku selalu keluh saat berada didepan mejamu dan tatapan itu selalu membuatku ragu dan diam terpaku. Kau tidak lagi ramah seperti dulu. Aku selalu mengingatnya,  “ada apa ?” mu yang terdengar begitu berat dan penuh beban didalamnya. Andai saja saat itu aku cukup memperhatikan mungkin aku akan paham bahwa suaramu lebih terdengar seperti teriakan putus asa dari orang yang tiba-tiba seluruh dunianya gelap seketika.
Hari ini pelajaran seperti biasa, terasa sangat lambat dan menyiksa mengingat kemarin, sepanjang malam aku berusaha menyakinkan diri serta mengumpulkan seluruh keberanian yang tersisa dalam diriku untuk bertanya padamu. Dalam sela-sela pelajaran hari ini aku lebih banyak termenung, berusaha terus dan terus meyakinkan diri bahwa apapun resikonya aku akan bertanya padamu hari ini. “aku akan bertanya padamu saat bel istirahat berbunyi” kemantapan hati itu akhirnya kudapatkan
Akhirnya penyiksaan ini berakhir, bagaimana tidak bisa disebut penyiksaan jika setiap detik aku selalu berharap jam istirahat akhirnya mau mengalah dan berbunyi lebih cepat daripada biasanya. Tanpa pikir panjang aku langsung cepat-cepat pergi menuju mejamu disudut ruangan, mejamu terlihat kotor dan tak terawat. Namun, itu tidak sebanding jika dibandingkan dengan dirimu yang terlihat lebih tidak karuan. Lihatlah, bahkan semua orang akan setuju kalau aku berkata bahwa aku melihat “orang lain” yang berada didepanku. Wajahmu sangat kuyu dan layu seperti tumbuhan yang akan mati, rambutmu terlihat berantakan dan lebih parah daripada saat aku melihatnya dari jauh serta bajumu yang sepertinya tidak pernah dicuci. Sungguh mejamu jauh lebih beruntung daripada tubuhmu.
“bud” sapaku penuh ragu saat aku akhirnya sampai didepan mejamu tepat saat mata kita bertemu, kamu tidak merespon dan mengalihkan pandanganmu kearah lain. Kamu kembali sibuk dengan “dunia”mu. “kamu kenapa bud ?” tanyaku yang sangat lemah sampai mungkin akan kalah dengan suara kesiur angin. “kamu tidak akan pernah faham. Pergilah !!” katanya datar tanpa ekspresi.
“bagaimana aku bisa faham saat kamu tidak pernah mengatakannya ?”
Pergilah. Pergilah. PERGI SEPERTI YANG LAIN !!”
Entah kenapa hatiku ikut sakit melihatnya, bukan karena dia membentakku. Sungguh demi apapun bukan karena hal itu.
“apa maksudmu ?”
“Beliau pergi” Suara mulai melunak
“Beliau ?”
“Ayah pergi, pusat semestaku lenyap, tujuan hidupku sudah hilang dan sumber inspirasiku telah hilang menjadi debu-debu ingatan”
“kau bisa bercerita padaku bud, aku bisa merasakan kesedihanmu”
“Mengerti katamu ? kamu yang sejak dilahirkan sudah yatim piatu tahu apa ? TAHU APA HA !?!?”
Teman-teman yang masih berada dikelas mulai tertarik dan memperhatikan, dan tanpa sadar air mataku menetes. Bukan, bukan karena fakta menyakitkan itu, sungguh aku sudah berdamai dengan hal itu
“kau tahu bud, aku melihatmu seperti engkau melihat ayahmu”
Budi mulai menoleh padaku dan memperhatikan
“untuk beberapa hal, pergi terasa lebih mudah daripada tetap ada namun tidak menjadi dirinya lagi dan menjadi sesuatu yang berbeda. Aku tidak bilang bahwa kepergian ayahmu lebih baik namun sungguh lukaku jauh lebih dalam dan sedikit demi sedikit mengganga lebar. Melihatmu masih hidup namun seperti menjadi sesuatu yang baru, atau mayat hidup mungkin”
“sudahlah seli, jangan meneteskan air matamu, lukamu tak pernah sesakit lukaku”
Entah apa yang sudah langit gariskan, rasa sakit itu terasa semakin dalam dan tangisku semakin kencang sampai-sampai seluruh tubuhku bergetar
“hentikan semua tangismu !! cepat berhenti dan per. . . . .”
“TIDAK”
Budi sekarang yang mulai tampak binggu karena jawabanku
“kamu. . . . . .kamu. . . . . .kamu. . . . . . . . . .”
Aku kembali menangis dan tidak bisa melanjutkan kalimatku
“kamu tak ayal menjelma menjadi ayah bagiku, dengan hal yang sama persis seperti penjelasanmu tentang ayahmu. Dan ini harus kamu tahu walaupun ini menyakitkan untukmu. Sesungguhnya kepergian selamanya kadang lebih sederhana, karena siapapun dia sudah tidak ada didunia ini, hanya dari diri kita sendiri bagaimana kita akan mengingatnya dan menempatkannya dalam hati kita”
Aku berkata sambil menahan tangisku yang susah sekali dibendung
“tapi kamu bud, kamu !! semestaku. Masih ada didepanku tapi tidak ketemui lagi dan sudah tidak bisa kukenali. Bentuk dan rupamu yang menjadi matahariku selama ini, itu lebih menyakitkan bud. Sungguh sangat menyakitkan. Kehilangan sesuatu yang sejatinya masih ada”
Tangisku meledak saat aku menyelesaikan kalimatku dan berjalan kembali ke kursiku. Aku menangis sangat keras saat itu dan tenggelam dalam fikiranku sendiri. Yang tidak kutahu saat itu adalah Budi juga mulai tenggelam dalam fikirannya sendiri.

1 comment:

  1. Betway Casino No Deposit Bonus Code 2021 - StillCasino.com
    You will be able to play with a no deposit bonus as you do not have to matchpoint deposit any winnings to this クイーンカジノ bonus. If you decide to start with free spins  Rating: 4.7 · ‎Review by 1XBET stillcasino.com

    ReplyDelete